Selasa, 30 Agustus 2011

Diimbau, Jangan Kirim BBM Lebaran secara Masif

Apakah Anda pernah bertanya-tanya apa sebenarnya dengan
? Informatif laporan ini dapat memberikan Anda wawasan tentang semua yang anda pernah ingin tahu tentang
.
JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1432,Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta masyarakat agar tidakmelakukan pengiriman pesan ucapan Lebaran melalui BlackBerry Messenger (BBM) secara masif. Pengiriman diharapkan dilakukan secara bertahap. Pengiriman yang masif akan menimbulkan antrean di SMS Gateway.

Demikian disampaikan Juru Bicara Kominfo Gatot S. Dewa Broto ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (31/8/2011). "Hal ini akan menciptakan congestion (kemacetan). Ibarat jalan tol, semua mobil masuk pada saat yang sama," katanya.

Selainitu, Kominfo meminta agar masyarakat menggunaan data internet secaraefisien dan produktif. Dengan kata lain, masyarakat diminta untukmengakses hal-hal yang penting saja guna menghindari kepadatan trafikdata.

Menurut data Kominfo, pada Lebaran 2011 diperkirakan terjadilonjakan trafik komunikasi yang signifikan. Setidaknya 2 miliar SMSakan dikirimkan pada H-1 hingga H+1 Lebaran. Tak hanya ini, Kominfomemprediksi akan berlangsungnya percakapan minimal 2,5 miliar menit.

"Selain itu, diperkirakan akan digunakan sebanyak minimal 250 terabyte untuk layanan data, khususnya internet," kata Gatot.

Waktu terbaik untuk belajar tentang
adalah sebelum Anda berada di tengah-tengah hal. Wise pembaca akan terus membaca untuk mendapatkan beberapa pengalaman berharga
sementara itu masih bebas.

Imbauan terburuk

Terkait imbauan ini, praktisi telematika AbimanyuWachjoewidajat mengatakan, hal tersebut merupakan imbauan terburuk yangdisampaikan oleh suatu kementerian komunikasi.

"Seharusnya Kominfojustru mewajibkan dan menegaskan para Operator Selular, ISP, danlainnya untuk memberikan layanan yang maksimal dan menjamin setiapucapan yang dikirim masyarakat dapat diantarkan dengan cepat tanpahambatan dan tanpa tertunda," kata dia.

Suatu pelayanan telematika, sambung Abimanyu, selayaknya harus mampu meminimalisir down time ataupun service delay terutama pada peak season atau peak hour. Pada bisnis pelayanan berbasis telematika, hal ini diistilahkan Service Level Agreement.

Sayangnya, menurut Abimanyu, hal ini tidak pernah disosialisasikan atau dikomunikasikan kepada masyarakat. Akhirnya, masyarakat sebagai konsumen diharapkan menerima apa adanya tanpa mengetahui apa yang seharusnya diperoleh.

"BRTI(Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) seolah tidak tahu, tidakberdaya. Seharusnya mereka yang ditegur dan bukan masyarakat yangdiminta mengurangi penggunaan. Perusahaan telekomunikasi di Indonesiaselalu membukukan keuntungan yang menarik. Dengan kejadian di atas,berarti keuntungan tersebut mungkin diperoleh karena melakukanpenghematan investasi atau biaya dari yang seharusnya mereka berikankepada masyarakat," kata Abimanyu.

Kadang-kadang sulit untuk memilah-milah semua rincian yang terkait dengan hal ini, tapi aku positif Anda tidak akan kesulitan untuk memahami informasi yang disajikan di atas.

Tidak ada komentar: