JAKARTA, KOMPAS.com - Di hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyampaikan ucapan selamat berlebaran. Ia juga memohon agar diikhlaskan khilafnya lahir dan batin.Hal itu diungkapkannya dalam pesan layanan singkat (SMS)-nya kepada Kompas saat disampaikan ucapan selamat Idul Fitri, Rabu (31/8/2011) di Jakarta. "Terima kasih. Ied Mubarak. Mohon ikhlaskan khilaf kami lahir dan batin," ujarnya singkat. Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin akan tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan cerita
keseluruhan dari sumber-sumber informasi.
Ia tak mau menjawab ketika Kompas bertanya apakah di hari yang fitri ini ia bisa memaafkan rekannya, mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang telah memfitnahnya melalui pernyataannya beberapa waktu lalu melalui SMS maupun wawancaranya dengan sebuah stasiun televisi, yang mendiskreditkan nama baiknya. Sebagaimana diberitakan, dalam pelariannya di luar negeri, Nazaruddin yang pernah menjadi anggota tim kemenangannya dalam calon Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Mei tahun lalu, menuduhnya terlibat dalam dugaan kasus suap Wisma Atlet dan kasus-kasus lainnya. Namun, Anas berkali-kali membantahnya, termasuk saat diperiksa Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) media Agustus lalu di gedung KPK, Jakarta. Mantan Ketua Tim Kemenangannya dalam Pencaloanan Ketua DPP Partai Demokrat, yang kini anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok, kemarin mengaku bisa memaafkan Nazaruddin secara pribadi. Namun, secara hukum, prosesnya harus terus berlanjut untuk menunjukkan kebenaran dan penegakan hukum.
Ia tak mau menjawab ketika Kompas bertanya apakah di hari yang fitri ini ia bisa memaafkan rekannya, mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang telah memfitnahnya melalui pernyataannya beberapa waktu lalu melalui SMS maupun wawancaranya dengan sebuah stasiun televisi, yang mendiskreditkan nama baiknya. Sebagaimana diberitakan, dalam pelariannya di luar negeri, Nazaruddin yang pernah menjadi anggota tim kemenangannya dalam calon Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Mei tahun lalu, menuduhnya terlibat dalam dugaan kasus suap Wisma Atlet dan kasus-kasus lainnya. Namun, Anas berkali-kali membantahnya, termasuk saat diperiksa Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) media Agustus lalu di gedung KPK, Jakarta. Mantan Ketua Tim Kemenangannya dalam Pencaloanan Ketua DPP Partai Demokrat, yang kini anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok, kemarin mengaku bisa memaafkan Nazaruddin secara pribadi. Namun, secara hukum, prosesnya harus terus berlanjut untuk menunjukkan kebenaran dan penegakan hukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar