Kamis, 01 September 2011

Istana dan KPK Jatuhkan Moral Nazaruddin

info mutakhir tentang
tidak selalu hal yang termudah untuk mencari. Untungnya, laporan ini mencakup
info terbaru yang tersedia.
JAKARTA, KOMPAS.com" Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, menilai, tanggapan Istana dan Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap permintaan Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap wisma atlet, tidaklah taktis dan cenderung menjatuhkan moral mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu untuk membongkar kasus-kasus yang diketahuinya.

Dia mengatakan, seharusnya Istana dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pro-aktif merespons permintaan Nazaruddin dengan memberikan perlindungan terhadap istri dan anak-anak Nazar.

"Red notice Neneng dan pernyataan kantor Presiden yang menolak tawar-menawar dengan Nazar otomatis menghancurkan moral Nazaruddin dalam membongkar kasus yang diketahuinya. Nazaruddin secara psikologis sudah dihancurkan oleh dua kenyataan tadi," kata Bambang melalui rilis yang dikirimkan kepada wartawan, Senin (1/9/2011).

Seperti diketahui, Nazaruddin meminta agar anak dan istrinya dilindungi. Dia juga meminta kepada KPK agar dipindahkan dari Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Jika tidak, Nazaruddin akan tetap bungkam saat diperiksa KPK.

Apakah semuanya masuk akal sejauh ini? Jika tidak, aku yakin bahwa hanya dengan membaca sedikit lebih, semua fakta akan jatuh ke tempatnya.

Menurut Bambang, tanggapan Istana dan KPK yang enggan tawar-menawar dengan Nazaruddin itu justru akan menguntungkan musuh-musuh Nazar yang memang ingin dia bungkam. Musuh-musuh Nazaruddin tersebut menurut Bambang adalah pihak-pihak yang merasa terancam jika Nazaruddin buka suara.

"Artinya, jika Nazaruddin terus melakukan perlawanan dengan membongkar kasus korupsi yang diduga melibatkan orang-orang penting di negara ini, maka musuh-musuh Nazaruddin itu akan menghabisinya," katanya.

Bungkamnya Nazaruddin selama ini, lanjut Bambang, akibat ancaman dari para musuhnya. Patut diduga, musuh-musuh Nazaruddin menjadikan keselamatan istri dan anak Nazaruddin sebagai alat tawar.

"Karena tahu anak dan istrinya berada dalam ancaman serius, dia (Nazar) berulang kali memohon agar anak istrinya tidak diganggu. Demikian seriusnya sehingga ia merasa perlu meminta Presiden membantu melindungi mereka," ujar Bambang.

"Dia (Nazaruddin) sudah menghitung bahwa satu-satunya opsi adalah diam. Dengan kesadaran penuh, dia akan menjalankan opsi ini demi keselamatan anak dan istrinya," ucap Bambang.

Tidak ada keraguan bahwa topik
bisa menarik. Jika Anda masih memiliki pertanyaan yang belum terjawab tentang
, Anda mungkin menemukan apa yang Anda cari dalam artikel berikutnya.

Tidak ada komentar: