JAKARTA, KOMPAS.com " Meski telah bekerja lebih dari setahun, peran wakil rakyat 2009-2014 belum dirasakan masyarakat. Hal itu terungkap dalam survei terbaru yang dilakukan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) yang menunjukkan, mayoritas masyarakat yang menjadi responden merasa tak terwakili oleh para wakilnya di gedung wakil rakyat. Survei dilakukan medio 13 Januari-7 Februari 2011 di Cilincing (Jakarta Utara), Tebet dan Pasar Minggu (Jakarta Selatan), dengan responden 564 orang. Dari 564 responden, sebesar 72 persen respon mengaku tidak ingat siapa wakilnya di parlemen saat ini, dan hanya 28 persen respon yang mengingat siapa wakilnya. "Mereka (DPR) dipilih oleh masyarakat. Tetapi, kenapa survei menunjukan hasil seperti ini?" ujar Koodinator Formappi Sebastian Salang dalam konferensi pers "Hasil Survei Masyarakat Mengenai Keterwakilan DPR" di Kantor Formappi, Jakarta, Selasa (22/3/2011). Anda dapat melihat bahwa ada nilai praktis dalam mempelajari lebih banyak tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. Dapatkah Anda memikirkan cara-cara untuk menerapkan apa yang telah dibahas sejauh ini?
Sementara itu, dari jumlah responden yang tidak ingat wakilnya, sebesar 96 persen mengaku merasa tidak terwakili. Hanya 4 persen dari jumlah responden yang tidak ingat wakilnya merasa terwakili. Menurut Sebastian, dari beberapa hasil tersebut, dapat menimbulkan anggapan miring tentang kinerja DPR saat ini. "Ini kan semakin membuat kita bertanya. Jangan-jangan memang wakil rakyat ini setelah terpilih tidak lagi menjelaskan apa yg sedang diperjuangkan untuk aspirasi masyarakat," ujarnya. Untuk itu, tambah Sebastian, para wakil rakyat harus memperbaiki kinerjanya agar dirasakan oleh masyarakat yang diwakilinya. "Kalau DPR sadar kenyataan ini, maka mesti ada upaya untuk memperbaiki. Caranya, mengubah perilaku DPR, misalnya perilaku malas itu dihilangkan dan plesiran ke luar negeri harus ditiadakan," ujar Sebastian.
Sementara itu, dari jumlah responden yang tidak ingat wakilnya, sebesar 96 persen mengaku merasa tidak terwakili. Hanya 4 persen dari jumlah responden yang tidak ingat wakilnya merasa terwakili. Menurut Sebastian, dari beberapa hasil tersebut, dapat menimbulkan anggapan miring tentang kinerja DPR saat ini. "Ini kan semakin membuat kita bertanya. Jangan-jangan memang wakil rakyat ini setelah terpilih tidak lagi menjelaskan apa yg sedang diperjuangkan untuk aspirasi masyarakat," ujarnya. Untuk itu, tambah Sebastian, para wakil rakyat harus memperbaiki kinerjanya agar dirasakan oleh masyarakat yang diwakilinya. "Kalau DPR sadar kenyataan ini, maka mesti ada upaya untuk memperbaiki. Caranya, mengubah perilaku DPR, misalnya perilaku malas itu dihilangkan dan plesiran ke luar negeri harus ditiadakan," ujar Sebastian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar