Minggu, 06 Maret 2011

Ruhut dan Gayus Bukan Referensi Komunikasi DPR

The best course of action to take sometimes isn't clear until you've listed and considered your alternatives. The following paragraphs should help clue you in to what the experts think is significant.
JAKARTA, KOMPAS.com - Seringnya tokoh dari partai politik tertentu muncul di televisi tidak mengharuskan mereka jadi seorang yang dijadikan referensi komunikasi (influencers) di kalangan parlemen. Justru yang tampil sebagai influencers adalah anggota DPR yang tak terlalu dikenal."Tokoh-tokoh influencer itu ternyata tidak harus seorang yang paling sering diketahui masyarakat dari TV, tapi juga bisa sebaliknya, seperti Ferdiansyah (Fraksi Partai Golkar) dan Ledia Hanifa Amalia (F-PKS)," kata Faisal, peneliti dari Plan Politika, Minggu (6/3/2011) dalam diskusi riset 'Pola Komunikasi dan Social Network Politisi Senayan' di Jakarta.

Meski sudah lama tampil di Senayan, Ferdiansyah jarang tampil ke publik. Padahal, di antara anggota DPR, diamerupakan tokoh yang dipandang erat komunikasinya. "Bahkan, kita cukup susah mengenali wajah Ferdiansyah atau mencari fotonya di internet," timpal Faisal.

The more authentic information about mobil keluarga ideal terbaik indonesia you know, the more likely people are to consider you a mobil keluarga ideal terbaik indonesia expert. Read on for even more mobil keluarga ideal terbaik indonesia facts that you can share.

Sementara Ledia Hanifa jarang berbicara di depan media massa. Anggota Fraksi PKS ini justru menduduki posisi penting di jajaran pimpinan Kaukus Perempuan Parlemen RI 2009-2014 sebagai Ketua Bidang V (Humas).

Group Head Uvolution Indonesia, Andi Syafrani, mengungkapkan sejumlah nama yang jadi referensi komunikasi di DPR. Selain Ferdiansyah dan Ledia, juga ada Teguh Juwarno (FPAN), Theresia Pardede atau Tere, Situ Mufattahah dan Marzuki Ali (F-Partai Demokrat), Aziz Syamsuddin (FPG), M Nasir Jamil (FPKS) dan Dedi Gumelar (FPDI Perjuangan).

"Seluruh influencer tadi justru teralienasi. Mereka bukan narasumber dari kalangan internal partai yang dicari oleh media. Berbeda dengan Ruhut Sitompul (PD) dan Gayus Lumbuun (FPDIP) yang paling sering dipanggil sebagai referensi media televisi," terang Andi.

This article's coverage of the information is as complete as it can be today. But you should always leave open the possibility that future research could uncover new facts.

Tidak ada komentar: