JAKARTA, KOMPAS.com " Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, mengatakan, kasus bom buku yang terjadi di KBR68H sengaja dirancang dengan motif keagamaan untuk mengaburkan motif politik. Ini dirancang sangat baik, dengan motif-motif keagamaan. Tapi, menurut saya, hal tersebut dilakukan hanya untuk menutupi motif politik, kata Ulil kepada wartawan di Kantor KBR68H Utan Kayu, Jakarta, Rabu (16/3/2011). Waktu terbaik untuk belajar tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah adalah sebelum Anda berada di tengah-tengah hal. Wise pembaca akan terus membaca untuk mendapatkan beberapa pengalaman berharga Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah sementara itu masih bebas.
Karena tergambarkan dengan motif keagamaan, kata Ulil, peristiwa bom di KBR68H dapat menimbulkan teror kepada aktivis yang memperjuangkan pluralisme dan kebebasan beragama. Tidak ada yang diuntungkan dalam peristiwa tersebut. Malah dengan peristiwa itu dapat menimbulkan teror terhadap orang-orang yang punya pandangan berbeda dalam memperjuangkan prinsip, baik dalam hal keberagaman maupun kebebasan beragama, tuturnya. Ulil menceritakan, sebelum peristiwa terjadi, ia tidak pernah merasa diancam. Menurut dia, ancaman terakhir yang ia terima pada 6 tahun silam. Dulu lima atau enam tahun lalu memang pernah mendapat ancaman, tapi akhir-akhir ini aman, kata Ulil. Mengenai pelaku, Ulil tidak bisa berspekulasi. Untuk hal itu, saya tidak berani berspekulasi. Yang bisa saya pastikan adalah saya target mereka saja, ujarnya. Selasa (15/3/2011), sebuah paket bom meledak di KBR68H, Utan Kayu Jakarta Timur. Bom tersebut berasal dari paket berisi buku yang ditujukan untuk Ulil Abshar Abdalla. Ledakan bom melukai lima orang, termasuk Komisaris Dodi Rahmawan yang mengalami luka serius pada tangan kirinya.
Karena tergambarkan dengan motif keagamaan, kata Ulil, peristiwa bom di KBR68H dapat menimbulkan teror kepada aktivis yang memperjuangkan pluralisme dan kebebasan beragama. Tidak ada yang diuntungkan dalam peristiwa tersebut. Malah dengan peristiwa itu dapat menimbulkan teror terhadap orang-orang yang punya pandangan berbeda dalam memperjuangkan prinsip, baik dalam hal keberagaman maupun kebebasan beragama, tuturnya. Ulil menceritakan, sebelum peristiwa terjadi, ia tidak pernah merasa diancam. Menurut dia, ancaman terakhir yang ia terima pada 6 tahun silam. Dulu lima atau enam tahun lalu memang pernah mendapat ancaman, tapi akhir-akhir ini aman, kata Ulil. Mengenai pelaku, Ulil tidak bisa berspekulasi. Untuk hal itu, saya tidak berani berspekulasi. Yang bisa saya pastikan adalah saya target mereka saja, ujarnya. Selasa (15/3/2011), sebuah paket bom meledak di KBR68H, Utan Kayu Jakarta Timur. Bom tersebut berasal dari paket berisi buku yang ditujukan untuk Ulil Abshar Abdalla. Ledakan bom melukai lima orang, termasuk Komisaris Dodi Rahmawan yang mengalami luka serius pada tangan kirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar