Kamis, 17 Februari 2011

Dipo Alam: Presiden Tidak Senang

Do you ever feel like you know just enough about mobil keluarga ideal terbaik indonesia to be dangerous? Let's see if we can fill in some of the gaps with the latest info from mobil keluarga ideal terbaik indonesia experts.
JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengungkapkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak senang atas stigma pembohong yang diberikan para tokoh agama. Alasannya, stigma tersebut tidak sepantasnya diberikan karena Presiden sudah bekerja keras.

"KalauAnda sudah bekerja keras, lalu dituduh berbohong, siapapun tidak akansenang. Tapi stigma itu memang lagi mau ditempel sama mereka (tokoh agama). Merekatahu stigma kebohongan ini menyakitkan," kata Dipo saat ditemui Kompas.com, Rabu (17/2/2011).

Dipo mengakui, Presiden terkesan reaktif atas stigma tersebut dan langsung mengundang para tokoh agamake Istana untuk berdiskusi hingga lewat tengah malam. "Para menteri danorang-orang terdekatnya pun terus memberikan sanggahan," katanya.

Ditanya apakah Presiden khawatir dengan stigma berbohong yang disematkan para pemuka agama tersebut, Dipo menjelaskan, hal itu tidak ada kaitannya dengan kekhawatiran karena yang bersangkutan sudah menunjukkan kerja kerasnya.

It's really a good idea to probe a little deeper into the subject of mobil keluarga ideal terbaik indonesia. What you learn may give you the confidence you need to venture into new areas.

Beberapa waktu lalu Dipo menyebut para pemuka agama sebagai burung gagak hitam pemakan bangkai berbulu merpati putih karena menyebut Presiden pembohong. Kini, Dipo kembali menciptakan istilah baru. Kali ini ia mengkritik Badan Serikat Pekerja Gerakan Tokoh Lintas Agama Melawan Pembohongan Publik sebagai menderita wabah mata kalong.

Dipo menyebutkan, badan ini menggerakkan para mahasiswa dan media massa untuk menentang pemerintah. Hal ini, katanya, buntut dari deklarasi para tokoh agama yang menyatakan bahwa Presiden telah melakukan kebohongan. Mantan Deputi Menko Perekonomian ini mengatakan, badan tersebut hanya mampu melihat sisi gelap pemerintah saja.

"Ini kosakata baru lagi untuk Anda. Orang yang melihat ini seperti menderita wabah mata kalong," kata Dipo kepada Kompas.com, Rabu (17/2/2011) silam di Kantor Sekretaris Kabinet, Jakarta."Mereka kalau siang hari matanya rabun. Bahwa dunia ini indah, ada orang bekerja mencari makan, dia tidak melihat. Nah, itu badan pekerja yang sudah memiliki agenda, menyebarluaskan membangun rumah kebohongan, mencoba menggerakan rektor, menggerakan mahasiswa," papar Dipo.

Terkait predikat "mata kalong", aktivis Badan Serikat Pekerja Gerakan Tokoh Lintas Agama Melawan Pembohongan Publik Ray Rangkuti mengimbau Dipo Alam agar berhenti memproduksi hal-hal yang tidak substantif.

"Dipo Alam sebaiknya fokus saja pada pekerjaannya. Tak ada yang perlu kami tanggapi karena pernyataan tersebut tidak substantif," kata Ray ketika dihubungi Kompas.com."Pernyataan tersebut tak membantu mengubah citra pemerintah," sambung Ray.

Ray pun meminta Dipo, mantan aktivis pada tahun 1970-an bersikap lebih arif. "Semakin banyaknya uban di rambut, Dipo seharusnya semakin arif. Kekuasaan itu takkan lama. Tak usahlah membela (SBY) habis-habisan," sambungnya.

I hope that reading the above information was both enjoyable and educational for you. Your learning process should be ongoing--the more you understand about any subject, the more you will be able to share with others.

Tidak ada komentar: